Siapapun tidak akan menyangka jika tahun ini ada wabah Covid-19 atau penyakit Corona yang mewabah hingga seluruh dunia. Akibatnya, hampir di setiap negara memberlakukan masa stay at home atau berdiam diri di rumah bagi warganya.
Tentunya, ini berdampak pada dunia pendidikan terutama formal. Hampir seluruh sekolah di dunia melakukan proses belajar online atau daring dengan menggunakan teknologi internet. Tak terkecuali MI Unggulan Sabilillah Lamongan (MIUS) yang justru membuat para siswa MIUS jadi makin jago belajar dengan teknologi yang bervariasi. Tentunya juga dengan bimbingan para Ustadz/dzah MIUS yang senantiasa selalu kreatif dan inovatif dalam mengembangkan pembelajaran yang ada.
Sebagai sekolah yang begitu mengikuti perkembangan teknologi, MIUS menggunakan teknologi terkini dalam proses belajar mengajar di masa belajar dari rumah. Teknologi internet kekinian ini digunakan dalam proses pemberian materi bahkan tugas.
“Sebagai sekolah yang selalu mengikuti perkembangan teknologi, kita tidak bisa selamanya menggunakan aplikasi WA (WhatsApp) untuk proses belajar anak-anak. Kita juga harus mengikuti perkembangan zaman dengan menggunakan Google Classroom misalnya. Di Lamongan, Teknologi ini sendiri sudah banyak digunakan untuk sekolah setingkat SMP dan SMA bahkan Perguruan Tinggi. Tapi kita sebagai sekolah di tingkat MI atau Sekolah Dasar, ternyata mampu mengikuti perkembangan teknologi dengan menggunakan Google Classroom,” ujar Ustadzah Novianti Agustina, Kepala Madrasah pada Senin (6/4) lalu.
Beberapa model pembelajaran berbasis teknologi internet yang digunakan para siswa/i MIUS selama belajar di rumah antara lain sebagai berikut:
1. WhatsApp
Teknologi ini awalnya menjadi tumpuan proses belajar mengajar atau komunikasi dari guru ke siswa atau wali murid dan sebaliknya. Jadi segala pemberian materi dan tugas disampaikan lewat WA group untuk dikerjakan siswa.
Bentuk materi yang digunakan para guru pada awalnya berdasarkan apa yang sudah ada di buku. Beberapa guru pun lalu membuat materi ringkasan yang dibuat dalam bentuk file word hingga power point yang disajikan dalam file pdf.
Sedangkan, hasil tugas siswa yang sudah dikerjakan biasanya difoto lalu dikirimkan juga lewat WA ke guru Mata Pelajaran masing-masing. Tugas ini bentuknya beragam. Ada yang bentuknya siswa diminta mengerjakan di buku, tugas dari guru langsung lewat WA, atau ada juga tugas berbentuk video.
2. Google Form
Seiring waktu, bentuk tugas dari guru pun sudah makin bervariasi. Misalnya penggunaan Google Form yang awalnya dilakukan oleh Ustadz Ulum, pengajar Bahasa Inggris yang juga Wakil Kelapa Madrasah bagian Kesiswaan dan lalu diikuti beberapa Ustadz/dzah lainnya.
Dengan cara ini, siswa bisa mengerjakan soal-soal yang diberikan para pengajar dalam Google Form, bahkan sekaligus bisa langsung tahu berapa nilai dari hasil proses pengerjaannya.
3. Pembuatan Video
Bentuk video ini awalnya menjadi usulan dari Ustadzah Uswah, yang juga menjadi Wakil Kepala Madrasah bagian Kurikulum. Menurutnya, cara penugasan video bisa dilakukan dengan cara siswa diminta untuk menyampaikan ulang materi yang sudah dibacanya di hadapan kamera. Dengan cara ini, guru pun bisa mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam menguasai materi.
Tak hanya untuk tugas mata pelajaran saja. Program tahfidz pun tetap terus berjalan dengan menggunakan media video. Para siswa yang masuk dalam program tahfidz diminta untuk menyetor hapalannya ke para ustad atau ustadzah dalam bentuk video melalui WA. Nantinya, para pengajar tahfidz akan memberikan evaluasi mana saja bacaan yang masih harus diperbaiki.
Di minggu-minggu awal masa belajar di rumah, para guru Baca Tulis Al-Qur’an atau BTA juga memanfatkan media video untuk menerangkan materi BTA ke siswa lewat proses daring. Proses perekamannya ini sendiri kebanyakan dilakukan di MIUS.
4. Live Streaming
Metode pengajaran daring ini awalnya digagas oleh Pak Ongki Wijaya sebagai Ketua Yayasan yang menaungi MIUS. Dengan live streaming di channel Youtube MIUS, para siswa jadi bisa mengikuti pelajaran secara langsung meski dalam kondisi jarak jauh.
MIUS sendiri memiliki Channel Youtube https://bit.ly/miuschannel yang sejak masa belajar di rumah ini, makin banyak terisi oleh berbagai video pembelajaran, mulai dari mata pelajaran hingga materi pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an.
5. Google Classroom
Teknologi yang satu ini mungkin bagi kebanyakan sekolah di kota besar atau setingkat SMP dan SMA bahkan Perguruan Tinggi sudah begitu umum digunakan. Dan para siswa MIUS pun ternyata kini sudah begitu akrab dengan teknologi ini.
Penggunaan Google Classroom ini mulai digunakan sekitar di pekan ke dua masa belajar di rumah. Tentunya, awal-awalnya tak sedikit para pengajar dan siswa bahkan wali murid yang kurang terbiasa. Untuk menyiasatinya, Ustadz Ulum sendiri sempat membuatkan video tutorial agar baik siswa, wali murid, dan pengajar makin mudah menggunakan Google Classroom.
Alhamdulillah, kekikukan penggunaan teknologi ini hanya berlangsung beberapa hari saja. Keuntungan dari penggunaan teknologi ini, para siswa jadi lebih mudah untuk melihat materi dan tugas yang diberikan para guru, bahkan yang sudah tersampaikan di waktu-waktu sebelumnya.
Sementara jika masih terus menggunakan teknologi WhatsApp, yang sering terjadi, ada materi dan tugas yang sudah dilalui dan terkadang terhapus saat tak sengaja melakukan pembersihan chat WhatsApp.
Para guru pun juga makin mudah untuk mengontrol siswa mana yang sudah atau belum mengikuti materi atau mengerjakan tugas, dapat lebih mudah mengumpulkan bukti tugas dari para siswa, juga bisa lebih cepat memberikan hasil evaluasi dari tugas-tugas yang sudah dikerjakan.
6. Quizziz
Variasi model penugasan dengan Quizziz ini pernah dilakukan oleh Ustadzah Novi dalam mata pelajaran Bahasa Jawa. Jadi, para siswa bisa mengerjakan tugas namun dengan cara seperti sedang bermain permainan online di ponsel.
Tak sedikit para siswa bahkan wali murid yang mengungkapkan ketertarikannya dalam mengerjakan tugas Bahasa Jawa yang dilakukan lewat Quizziz. Seperti yang diungkapkan Ibu dari mas Irul, siswa kelas 5 MIUS. Menurutnya, anaknya jadi tertarik untuk terus mencoba kuis tersebut sambil mencari jawabannya di buku. Sehingga akhirnya jadi termotivasi untuk menguasai materi tersebut.
Di Quizziz, para siswa memang tak hanya sekedar mengerjakan soal seperti yang ada di Google Classroom. Akan tetapi, siswa jadi tertantang untuk mengerjakan dan meraih ranking skor tinggi di akhir permainan.
7. Zoom
Teknologi Zoom makin naik daun di saat masa anjuran pemerintah untuk berdiam diri di rumah. Penggunanya mulai dari Presiden Indonesia yang melakukan rapat lewat aplikasi ini, beberapa perusahaan, hingga di kebanyakan sekolah yang ada di kota besar.
Ustad Huda sebagai salah satu pengajar di MIUS pun sempat menggunakan teknologi ini. Awalnya teknologi ini ia gunakan untuk mengecek deadline penugasan atau komunikasi dengan para siswanya di Kelas 5B. Seiring waktu, beliau pun menerapkan teknologi ini untuk proses pembelajaran Matematika di semua kelas.
8. Aplikasi WPS
Jika bicara teknologi Office Excel, kebanyakan orang akan langsung berpikir bahwa teknologi ini hanya bisa dikerjakan jika seseorang menggunakan media laptop atau komputer. Namun ternyata, teknologi ini sebetulnya bisa juga dikerjakan lewat penggunaan ponsel.
Hal ini yang terjadi saat suatu ketika Ustad Diky memberikan tugas membuat tampilan tabel dalam Office Excel. Awalnya para siswa kelas 5 kebingungan karena tidak semua anak memiliki laptop atau komputer di rumahnya. Namun dengan menggunakan aplikasi WPS, ternyata tugas ini pada akhirnya bisa juga dikerjakan oleh para siswa kelas 5 begitu dengan kelas yang lainnya.
Sebuah proses yang unik! Karena pada awalnya tugas ini aslinya untuk membuat para siswa tahu cara membuat tabel denga metode Excel, akan tetapi ujung-ujungnya, para siswa justru jadi tahu aplikasi WPS dan bisa mengerjakan pembuatan tabel dengan media ponsel.
9. Erlangga Scan Reader
Keberadaan barcode untuk menampilkan vide misalnya pada buku Erlangga seringkali kurang begitu diperhatikan saat proses belajar mengajar di sekolah. Namun ketika masa belajar di rumah saat ini, para siswa MIUS jadi lebih bisa tahu bahwa barcode tersebut ternyata bisa menjadi cara lain untuk mendapatkan materi di buku. Tidak hanya sekedar membaca tulisan, media video pun nyatanya bisa mereka peroleh lewat sebuah buku.
Untuk bisa mengakses video lewat barcode, para siswa harus mengaktifkan Erlangga Scan Reader di ponselnya, kemudian scan barcode yang ada di buku, lalu tara… video pun bisa tersajikan lewat sebuah ponsel. Itu tadi beberapa metode belajar dari yang dilakukan MIUS saat masa belajar di rumah. Tentunya dengan penggunaan teknologi internet yang bervariasi, tak ada lagi kata membosankan untuk belajar di rumah. Sisi positif lainnya, para siswa pun jadi makin jago belajar dengan menggunakan teknologi tentunya. (santi/red)
Uji kompentasi alquan hadis